Melihat Dampak Kenaikan Suku Bunga Oleh The Fed, Akan Berdampak ke KPR?
Kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat sering menjadi sorotan di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Sebagai bank sentral AS, kebijakan suku bunga The Fed memiliki dampak yang luas pada ekonomi global.
Selain itu, dolar AS berfungsi sebagai mata uang cadangan dunia dan erat dengan pasar keuangan global. Salah satu dampaknya yang paling nyata di Indonesia adalah pada sektor properti, khususnya terkait Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Kenaikan suku bunga The Fed berdampak pada biaya pinjaman dalam dolar AS yang memengaruhi pendanaan bagi negara yang meminjam dalam mata uang dolar AS, termasuk Indonesia.
Selain itu, kebijakan ini bisa mendorong arus modal keluar dari negara berkembang menuju AS, karena imbal hasil aset di sana lebih menarik. Akibatnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dan menyebabkan inflasi meningkat.
Dampak Suku Bunga di Indonesia
Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia (BI) bertugas menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi. Jika rupiah melemah signifikan dan inflasi naik, BI merespons dengan menaikkan suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate) untuk menjaga kestabilan ekonomi.
Kebijakan moneter Bank Indonesia yang bertujuan menjaga stabilitas ekonomi dalam jangka panjang bisa memulihkan kepercayaan investor dan pasar. Stabilitas ekonomi yang terjaga berpotensi menciptakan kondisi yang lebih kondusif utnuk pemulihan sektor properti, walaupun dalam jangka pendek, sektor tersebut mungkin menghadapi tantangan.
Lalu, peningkatan suku bunga acuan ini berdampak pada kenaikan suku bunga pinjaman, termasuk suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sehingga biaya pinjaman untuk masyarakat juga ikut meningkat.
Dampak ke KPR di Indonesia
Cicilan KPR Naik
Bagi konsumen dengan KPR berbunga mengambang (floating rate), kenaikan suku bunga acuan BI akan langsung berdampak pada naiknya suku bunga KPR. Hal ini membuat cicilan bulanan yang harus dibayarkan konsumen meningkat sehingga menjadi beban tambahan bagi pengguna KPR. Risiko gagal bayar (non-performing loan/NPL) di sektor perbankan juga bisa meningkat jika konsumen kesulitan memenuhi kewajiban cicilan.
Permintaan Properti Bisa Turun
Ketika suku bunga KPR naik, biaya pembelian rumah menjadi lebih tinggi sehingga membuat konsumen cenderung menunda atau membatalkan rencana mengambil KPR. Akibatnya, sektor properti di Indonesia bisa berdampak negatif. Penurunan permintaan properti juga memengaruhi pengembang yang mungkin kesulitan menjual unit, bahkan berpotensi menunda atau membatalkan proyek pembangunan baru. Hal ini dapat memperlambat laju pertumbuhan sektor properti dan ekonomi secara keseluruhan.
Kenaikan suku bunga The Fed memberikan tantangan bagi sektor KPR di Indonesia, baik dari sisi konsumen yang harus menghadapi biaya cicilan yang lebih tinggi, maupun pengembang yang mengalami penurunan minat pembeli. Untuk mengurangi dampak negatif ini, diperlukan kebijakan moneter yang fleksibel dan menjaga stabilitas ekonomi domestik. Kestabilan ekonomi tersebut akan membantu menjaga daya beli konsumen dan mendorong keberlangsungan sektor properti dalam jangka panjang.
Loan Market sebagai financial aggregator pertama di Indonesia menyediakan jasa konsultasi mengenai pengajuan hingga keperluan terkait berbagai macam jenis kredit dan pinjaman. Loan Market menawarkan jaringan eksklusif dengan berbagai partner baik dari perbankan, multifinance, fintech, dan koperasi untuk memudahkan masyarakat dalam menemukan skema pinjaman yang tepat. Loan Market sudah tercatat di OJK sejak 2019 berkomitmen untuk terus menyediakan informasi yang akurat, membandingkan penawaran dari 29 lembaga keuangan terpercaya, menyediakan layanan konsultasi untuk membantu membuat keputusan finansial yang tepat. Tidak sampai situ saja, saat ini Loan Market memiliki website dan aplikasi Kalkulator KPR https://www.loanmarket.co.id/kalkulator-simulasi-kredit, sehingga lebih mudah dan praktis saat menghitung KPR. Unduh aplikasi melalui di Play Store dan App Store. Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi website Loan Market di https://www.loanmarket.co.id/.
Written by Rifqy Alief Abiyya (Intern Marcomm Loan Market & Ray White PPC)
Editor by: Mega Madani (Digital Marketing Marcomm Loan Market)
Approved by: Mega Madani (Digital Marketing Marcomm Loan Market)