Pakar Ekonomi Optimis Pertumbuhan Kredit Capai 3 Persen
Kunci utama untuk meningkatkan pertumbuhan kredit di Indonesia yakni dengan government spending di waktu yang tepat dan secepatnya, yang dialokasikan dalam sektor infrastruktur. Hal tersebut disampaikan Dr. Aviliani selaku economic expert dalam Talkshow Virtual “Kick Off 2021: Visualize, Attract, Achieve” Kamis, 4 Februari 2021 lalu.
Pengeluaran pemerintah dalam proyek infrastruktur dan program padat karya bisa membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi yang berimbas pada pertumbuhan kredit. Selain itu, tidak hanya melibatkan BUMN, namun juga melibatkan berbagai sektor.
“Nantinya dari government spending tersebut akan terjadi multiplier effect ke sektor lainnya,” papar Aviliani. Selain infrastuktur, pertumbuhan ekonomi dalam sektor kesehatan, destinasi wisata, dan teknologi informasi dan komunikasi (IT) juga akan menggerakan roda perekonomian, yang kemudian berdampak pada sektor lainnya. Salah satunya sektor kredit konsumsi.
“Kredit konsumsi berpotensi besar untuk naik, karena alat-alat rumah tangga banyak dibutuhkan oleh masyarakat yang sekarang mayoritas lebih sering WFH (work from home). Pokoknya yang sudah pasti kreditnya naik itu dari sektor pangan dan rumah tangga,” ujar Aviliani.
Apalagi, Pemerintah sudah memberikan kelonggaran kredit dalam Perbankan dengan mengizinkan penambahan pinjaman saat Restrukturisasi Kredit dan memperpanjangnya hingga 2022. Asal tetap bisa memperhitungkan antara jumlah yang di restrukturisasi dengan jumlah pinjaman baru, sehingga bisa dikembalikan pada 2022 nanti. Bahkan Pemerintah memperbolehkan pinjaman UMKM mendapat jaminan kredit, dengan Pemerintah membayarkan premi ke Jamkrindo atau Askrindo hingga 1 triliun yang tidak perlu dibebankan kepada debitur.
Talkshow Virtual “Kick Off 2021: Visualize, Attract, Achieve dapat disaksikan melalui Youtube Loan Market Indonesia.