2023 Outlook:Target Pertumbuhan Investor Hingga Tantangan Pasar Modal Indonesia
Presiden Joko Widodo meresmikan pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2023 di Gedung Bursa Efek Indonesia (Jakarta, 2/1/2023). Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pasar modal Indonesia pada tahun 2022 memiliki capaian yang baik di tengah turbulensi ekonomi dunia, khususnya terhadap naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia, ancaman resesi tahun 2023, dan memasuki tahun politik.
Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis menghadapi tahun 2023. Sejumlah proyeksi ditetapkan mulai dari target pertumbuhan investor, calon emiten, kapitalisasi pasar, hingga sentimen positif bagi pasar. Kepala Divisi Riset BEI Verdi Ikhwan dalam BEI Market Outlook 2023 mengatakan bahwa di tengah kondisi ketakutan akan resesi, Indonesia masih menyaksikan pertumbuhan di Pasar Modal. Berikut beberapa Target Pertumbuhan Investor hingga Tantangan Pasar Modal Indonesia:
1. Target Investor Pasar Modal
Verdi menyampaikan, BEI menargetkan pertumbuhan investor pasar modal pada 2023 mencapai 30-35 persen dari realisasi akhir 2022. Adapun per November 2022, jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 10,03 juta. Mengacu pada persentase target tersebut, maka estimasi investor pasar modal RI di 2023 dapat meningkat setidaknya 13 juta.
2. Jumlah Calon Emiten
Sebelumnya pada pertemuan wartawan pasar modal di Kota Bandung Jawa Barat, BEI menargetkan perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada 2023 mendatang sebanyak 57 perusahaan. Sementara target tahun 2022 sebanyak 55 emiten.
3. Kapitalisasi Pasar
Meski tidak secara detail, target kapitalisasi pasar, Verdi selaku Kepala Divisi Riset BEI menyatakan, pihaknya berharap market caps bursa dapat menembus Rp10.000 triliun pada 2023. Hal itu dinilai potensial terjadi mengingat market caps telah mendekati angka tersebut pada tahun ini.
4. Tantangan Pasar Modal
Walau prediksi pasar modal dinilai sangat positif, terdapat sejumlah tantangan yang akan dihadapi pasar modal RI pada 2023. Verdi menyinggung soal risiko resesi global di tengah tren kenaikan suku bunga, dimana proyeksi gejolak perekonomian Indonesia dapat membuat kekhawatiran bagi masyarakat, khususnya terhadap instabilitas suku bunga yang dapat mempengaruhi kredit.
Menghadapi tantangan 2023 dengan prediksi resesi, Delon Tanaka selaku Leader dari Loan Market CBD Surabaya menyampaikan bahwa “Berbagai kemungkinan terjadi dengan kenaikan suku bunga, capital outflow terjadi di seluruh negara berkembang dan emerging termasuk indonesia dan itu bisa mempengaruhi nilai tukar suku bunga dan bahkan inflasi di indonesia namun dengan prediksi resesi di tahun 2023, pemerintahan Indonesia juga sudah memiliki mekanisme yang kokoh untuk mengatasinya. Oleh karena itu, saat ini menjadi saat yang tepat untuk berinvestasi atau membuka bisnis”. Untuk berinvestasi atau membuka bisnis ditengah prediksi resesi 2023, maka jasa konsultasi untuk mendapatkan pinjaman yang tepat sangat krusial.
Sebagai financial aggregator yang sudah tercatat di OJK sejak 2019, Loan Market menawarkan jasa konsultasi untuk alternatif pinjaman, sehingga memudahkan masyarakat dalam menemukan skema pinjaman yang tepat. Loan Market juga dapat memberikan akses ke 35 lenders yang menawarkan suku bunga kompetitif, sehingga, walau suku bunga nasional naik, Loan Market memberikan opsi yang sesuai dengan keinginan nasabah. Loan Market menawarkan konsultasi yang tepat untuk Anda yang ingin mengajukan Take Over, KPR, Multiguna, Kredit Modal Usaha, Deposito, serta Kredit Investasi.
Source: Inews.id, Rctiplus.com, idxchannel, Detik Finance.