A Perfect Storm: Inflasi Tertinggi Indonesia Sejak 2015 Yang Masih Terpantau Aman
Pada akhir Juli 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Indonesia berakselerasi ke level tertinggi selama tujuh tahun, terhitung sejak Oktober 2015. Inflasi yang bertengger di angka 4,94% pada bulan Juli ini mengalami peningkatan signifikan baik secara bulanan (month to month/mtm) maupun tahunan (year on year/yoy).
Pada angka 0,64% secara bulanan, inflasi pada Juli 2022 tercatat lebih tinggi dibandingkan periode Juni 2022 yang berada di angka 0,61%. Sementara, secara tahunan, inflasi pada bulan Juli 2022 yang mencapai 4,94% tersebut dinilai lebih tinggi dari Juli 2021 yaitu sebesar 4,35%.
Inflasi Indonesia yang melaju tinggi ini merupakan akibat dari beberapa faktor, salah satunya merupakan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang meningkat dari 111,09 pada Juni 2022 hingga 11,80 pada Juli 2022. Dilansir dari Kompas, Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan bahwa selain dari peningkatan IHK, realisasi laju inflasi pada Juli 2022 juga dipengaruhi oleh perkembangan harga komoditas global, lebih tepatnya komoditas vital terhadap kelangsungan hidup seperti pangan dan pupuk.
Menteri Keuangan Sri Mulyani pun mengungkapkan hal yang sama pada Konferensi Pers hasil rapat KSSK (1/8/22). Inflasi komoditas harga (volatile food) mengalami peningkatan mencapai 11,47% (yoy). Selain dari kenaikan harga pangan global, faktor dalam negeri juga memiliki andil, dimana terganggunya produksi pangan akibat curah hujan mempengaruhi peningkatan harga komoditas pangan seperti cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah. Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa dengan adanya disrupsi harga dan produksi, komponen harga yang diatur pemerintah atau yang biasa disebut sebagai administered price juga mengalami peningkatan menjadi 6,51% (yoy), karena dipengaruhi peningkatan harga tiket pesawat.
Dapat disimpulkan bahwa, faktor global dan domestik, serta penghapusan harga yang dikendalikan pemerintah dan harga pangan yang bergejolak menciptakan a perfect storm yang mengakselerasi laju inflasi Indonesia pada Juli 2022.
Tentu saja, inflasi Indonesia yang melaju ke level tertinggi dalam tujuh tahun ini melebihi ekspektasi dan jauh diatas kisaran target bank sentral. Kisaran target Bank Indonesia (BI) untuk inflasi utama adalah 2% hingga 4%. Walau bulan ini angka inflasi melebihi target, namun pemerintah Indonesia dan BI tetap konsisten menjaga agar perekonomian tetap stabil.
Dalam menghadapi inflasi tersebut, pembuat kebijakan Indonesia memutuskan untuk menggunakan laju pengetatan moneter. Melalui kebijakan moneter, Bank Indonesia berupaya menaikkan rasio persyaratan cadangan bank, menjual beberapa kepemilikan obligasi dan mengurangi kelebihan likuiditas menggunakan operasi pasar terbuka sebagai langkah untuk perlahan melepas stimulus pandemi COVID-19. Upaya ini lah yang mempertahankan suku bunga acuan pada rekor terendah 3,50% sejak Februari 2021.
Kendati demikian, untuk mencegah terjadinya panik, Sri Mulyani mengatakan, inflasi Juli masih lebih rendah dibandingkan dengan negara peers, seperti Thailand yang inflasinya mencapai 7,7% (yoy), India sebesar 7% (yoy), dan Filipina sebesar 6,1% (yoy). "Dibandingkan dengan negara yang selevel dengan Indonesia (peers) tersebut, maka inflasi Indonesia yang di 4,94% yoy masih relatif moderat," …"Sinergi dan koordinasi terkait pengendalian inflasi dilakukan BI bersama-sama pemerintah, termasuk dengan meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam forum inflasi pusat dan tim pengendali inflasi daerah," ujarnya dalam konferensi pers hasil rapat KSSK secara virtual (1/8/22).
Walau terdapat instabilitas harga secara global dan terjadi inflasi harga komoditas pangan dan pupuk serta bahan bakar, Menteri Keuangan Indonesia percaya bahwa hal ini dapat diatasi dengan sinergi dan koordinasi antara Bank Indonesia dengan Pemerintahan Indonesia. Melihat tanggapan positif dari Sri Mulyani, Christina Meliana Jahja dari Loan Market Indonesia pun ikut mendorong masyarakat yang ingin investasi untuk tidak merasa takut dengan adanya inflasi, “Tanggapan positif dari pemerintah Indonesia menjadi stepping-stone bagi masyarakat untuk inisiatif memulai usaha, atau bahkan membeli asset. Mengingat ekonomi Indonesia yang sedang aktif serta kemampuan BI dan Kementerian Keuangan dalam menstabilkan suku bunga”.
Lembaga terpercaya yang dapat menjadi instrumen dalam memilih pinjaman yang sesuai dan tepat dengan kondisi nasabah adalah Loan Market. Loan Market menyediakan berbagai layanan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu maupun kolektif, seperti Kredit Rumah, Multiguna, Kredit Modal Usaha, Deposito, Kredit Investasi serta Kredit Take Over. Terdapat Loan Advisers yang merupakan profesional dalam bidang finansial, siap memberikan pelayanan dan solusi terbaik seputar pilihan pinjaman yang tepat dan sesuai dengan kondisi para nasabah.
Hingga kini, Loan Market telah bekerja sama dengan lebih dari 32 institusi keuangan (lenders) baik dari perbankan, multifinance, fintech, dan koperasi memiliki 21 kantor cabang dan lebih dari 200 Loan Advisers yang tersebar di kota-kota besar Indonesia. Loan Market telah resmi tercatat di Otoritas Jasa Keuangan sejak 2019.
Sumber: Loan Market, Kompas, CNBC, Reuters.