Kredit Perbankan Mulai Bangkit
Selama masa pandemi setahun terakhir, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membuat berbagai macam kebijakan dan mengawasi sektor keuangan agar bisa berkontribusi untuk mempertahankan kestabilan ekonomi. Hal itu merupakan bagian dari Paket Kebijakan Terpadu untuk Peningkatan Pembiayaan Dunia Usaha yang diinisiasi oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh OJK adalah restrukturisasi kredit perbankan yang diberlakukan hingga 31 Maret 2023, yang membuat perekonomian Indonesia menjadi semakin baik. Bank Indonesia juga mengeluarkan beberapa stimulus, salah satunya adalah penurunan suku bunga kartu kredit dari yang semula maksimum 2 persen, menjadi 1,75 persen, yang sudah diberlakukan per Juli 2021 lalu. Sejalan dengan semakin membaiknya ekonomi nasinonal, OJK juga menyatakan penyaluran kredit perbankan sebesar Rp 5.652,8 triliun sampai pada September 2021.
“Aktivitas perekonomian global mulai pulih sejalan penyebaran Covid-19 varian delta mulai mereda dan peningkatan vaksinasi, khususnya di negara berkembang, terlihat dari pertumbuhan dan kredit dan penghimpunan dana di pasar modal ” ujar Sekar Putih Djarot, Juru Bicara Otoritas Jasa Keuangan.
Sentimen positif ini, akan terus dijaga agar momentum percepatan pemulihan ekonomi nasional bisa tetap stabil. Dilansir dari OJK, kredit perbankan tumbuh sebesar 2,21 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau 3,12 secara ytd pada September 2021. Pertumbuhan kredit ini meliputi sektor transportasi, pertanian, rumah tangga, dan konstruksi.
Tercatat, pertumbuhan kredit tertinggi ditempati oleh sektor transportasi, dengan presentase sebesar 14,59 persen. Kemudian peringkat selanjutnya ditempati oleh sektor pertanian sebesar 4,34 persen, sektor konstruksi 3,6 persen dan sektor rumah tangga sebesar 3,77 persen.
Sedangkan piutang pembiayaan, masih menunjukkan tren perbaikan. Namun terpantau masih terkontraksi dengan tumbuh minus 7,0 persen yoy atau tumbuh Rp 359,1 triliun pada September 2021. Membaiknya kondisi keuangan di Indonesia tentu tak lepas dari peran dan pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, sehingga hal itu dapat mendorong perekonomian Indonesia, tidak ketinggalan dari negara tetangga dan semakin terlihat menarik dalam pandangan investor.
Nah, dengan pertumbuhan kredit di Indonesia yang semakin menunjukan tren positif serta diikuti dengan tingginya optimisme masyarakat terhadap hal tersebut, diharapkan perekonomian Indonesia dapat semakin bergairah kembali, dan perlahan dapat segera pulih. Karena itu, ini saatnya untuk kita bisa turut andil dalam pergerakkan ekonomi, dengan mengandalkan Loan Market sebagai solusi untuk dapatkan dana tambahan!
Loan Market merupakan aggregator asal Australia, yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 2019. Telah bekerja sama dengan 32 institusi keuangan mulai dari perbankan, multifinance, fintech, hingga koperasi, membuat pilihan pinjaman Anda semakin variatif, sehingga Anda bisa memilih pinjaman yang tepat, dari pemberi pinjaman yang sesuai pula.
Memiliki lebih dari 21 kantor cabang dan lebih dari 200 Loan Advisers tersebar Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya Loan Market siap membantu Anda menemukan keputusan finansial yang tepat, serta membantu urusan pinjaman Anda dari A-Z.
Melalui Loan Market, Anda dapat mengajukan pinjaman terkait Kredit Rumah, Multiguna, Modal Usaha, Kredit Investasi, Kredit Tanpa Agunan, Take Over Kredit, bahkan juga bisa menggunakan Deposito, dan masih banyak lagi produk pinjaman yang telah disediakan oleh partner pemberi pinjaman kami. Pilih pinjaman yang tepat, karena Loans Made Simple!
Yuk, segera kunjungi kantor cabang Loan Market terdekat di kota Anda.
Sumber: Loan Market, Antaranews, OJK.go.id, Republika