Tren Positif Perekonomian Indonesia di Tengah Gejolak Geopolitik
Sebagai langkah dalam mempersiapkan pemulihan ekonomi di tahun 2022, Loan Market (Indonesia) menggelar talk show yang dilakukan secara virtual melalui Youtube Loan Market Indonesia, pada Selasa (06/09).
Virtual talk show yang membawakan topik Investment Trend & Industrial Recovery ini mendiskusikan mengenai global challenges yang terjadi pasca pemulihan, dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Talk show tersebut dihadiri oleh Sari Dewi - CEO Loan Market (Indonesia) dan David Arianto selaku Principal Loan Market Project sebagai Moderator. Selain itu hadir juga sebagai pembicara, Carolina Dina Rusdiana - Operational Director of Bank India serta Vivi Susana - Leader Loan Market Senayan yang turut memberikan insight dari sektor perbankan maupun masalah dan solusinya di lapangan.
“Salah satu tantangan yang akan dihadapi pada kuartal IV 2022 adalah ketidakpastian global yang masih menggelayuti perekonomian dunia sejauh ini. Terutama dari sisi geopolitik di kuartal IV akan membesar, belum berakhirnya perang Rusia-Ukraina membuat gejolak ekonomi juga belum mereda, ditambah dengan kenaikan suku bunga acuan The Fed masih akan terus berlangsung sampai ada tanda-tanda tekanan inflasi di AS mereda. Ini mengindikasikan akan adanya peningkatan volatilitas keuangan di semester II- 2022 dan bahkan di tahun depan” ungkap Carolina Dina ketika menjelaskan kondisi perekonomian global pada saat ini.
Namun, di tengah gejolak perekonomian tersebut, Dina menambahkan bahwa kuatnya perekonomian Indonesia yang sudah terlihat di tahun 2022 adalah bukti bahwa penanganan pandemi sangat signifikan karena pemulihan ekonomi Indonesia terbilang relatif cepat. Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun mendatang akan jauh membaik.
Bangkitnya perekonomian Indonesia juga ditandai oleh pulihnya sektor-sektor komoditas yang harganya naik tinggi, seperti sektor perdagangan, properti, otomotif yang akan kembali pulih di semester dua sampai tahun depan. Bahkan, sektor properti diproyeksikan akan mengalami akselerasi pemulihan di semester dua tahun 2022.
Selain itu, virtual talk show ini juga menyinggung tren investasi yang akan menggelembung di pasar modal. Peningkatan ini akan terus dipompa oleh kehadiran para investor retail, khususnya investor muda. Sementara, investor yang sudah menikah dan memiliki anak, cenderung memilih investasi tradisional dengan risiko kecil seperti tanah, properti, dan bisnis.
Diskusi mengenai pemulihan ekonomi dan tren investasi ini pun disambut dengan baik oleh Loan Market, “Peluang market yang besar memerlukan penanganan yang lebih sesuai dengan nasabah yang ingin mengajukan kredit, Loan Market memberikan solusi terhadap keinginan nasabah dengan produk yang variatif, memberikan efisiensi waktu pada nasabah, dan servis yang terdepan” ucap Vivi Susena.
Sebagai financial aggregator, Loan Market menjadi number 1 brokerage di Australia dengan market share sebesar 28% untuk broker loans. Sari Dewi pun menambahkan bahwa “pada tahun 2022 ini, Loan Market sudah mencapai milestone terbaru, yaitu 1,000 triliun bookings dari Australia!”
Loan Market yang merupakan sister-company dari Ray White, berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di Indonesia dengan menyediakan beragam layanan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu maupun kolektif. Produk Loan Market meliputi Kredit Rumah, Multiguna, Kredit Modal Usaha, Deposito, Kredit Investasi serta Kredit Take Over. Terdapat Loan Advisers yang merupakan profesional dalam bidang finansial, siap memberikan pelayanan dan solusi terbaik seputar pilihan pinjaman yang tepat dan sesuai dengan kondisi para nasabah.
Hingga kini, Loan Market telah bekerja sama dengan lebih dari 32 institusi keuangan (lenders) baik dari perbankan, multifinance, fintech, dan koperasi memiliki 21 kantor cabang dan lebih dari 200 Loan Advisers yang tersebar di kota-kota besar Indonesia. Loan Market telah resmi tercatat di Otoritas Jasa Keuangan sejak 2019.