Inilah 5 Faktor Utama Penyebab Usaha Gagal Bagi Pemula
Kepikiran mau buka bisnis? Di tengah ketidakpastian ekonomi dan tantangan finansial yang dihadapi oleh banyak orang, membuka bisnis sering dianggap sebagai solusi yang menjanjikan. Dengan ini, seseorang dapat memperoleh kesempatan untuk mengatasi permasalahan finansial secara mandiri. Salah satu keuntungan utama dari memiliki bisnis adalah banyaknya cuan yang didapatkan. Coba saja bandingkan dengan dengan pendapatan tetap sebagai karyawan biasa, wirausaha memberikan kesempatan untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar dengan memanfaatkan kreativitas dan inovasi.
Memiliki bisnis membuat Anda memiliki kontrol penuh atas pengelolaan keuangan. Berbeda ketika bekerja sebagai karyawan di mana gaji dan keuntungan sudah ditentukan oleh perusahaan, wirausaha memiliki kebebasan untuk menentukan harga produk atau layanan, mengelola biaya operasional, dan mengoptimalkan laba usaha. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengatur keuangan secara lebih efisien sesuai dengan tujuan finansial mereka. Bisnis juga memberikan peluang untuk berinvestasi dalam jangka panjang. Seseorang dapat memulai dengan skala kecil dan secara bertahap memperluas bisnis mereka seiring waktu.
Tapi tunggu dulu, membangun bisnis tak semudah membalik telapak tangan! Buktinya menurut Small Business Administration (SBA) yang merupakan lembaga pemerintah AS untuk memberikan bantuan kepada pemilik usaha kecil menyatakan bahwa 20% usaha kecil gagal di tahun pertama, 50% bangkrut setelah lima tahun, dan hanya 33% yang mencapai 10 tahun atau lebih.
Membuka bisnis baru adalah langkah yang menantang dan penuh dengan tantangan. Meskipun memiliki potensi untuk memberikan keuntungan finansial dan kesempatan untuk mewujudkan visi kewirausahaan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa risiko gagal selalu mengintai di setiap langkahnya. Untuk menghindari risiko tersebut, alangkah baiknya Anda mengetahui faktor utama pendorong kegagalan usaha.
- Kurang Perencanaan
Membangun bisnis atau usaha bukan hanya untuk keinginan pribadi semata, tapi juga harus mampu memenuhi kebutuhan pasar. Salah satu penyebab utama kegagalan bisnis baru adalah kurangnya perencanaan yang matang. Banyak pengusaha baru terlalu bersemangat untuk memulai bisnis tanpa memperhatikan banyak aspek yang akhirnya membuat bisnis cenderung beroperasi tanpa arah yang jelas. Bukan hanya uang yang harus dipersiapkan, hal lain mencakup deskripsi bisnis, kebutuhan sumber daya atau main power, analisis peluang dan ancaman bisnis, analisis kompetitor, manajemen operasional, hingga rencana pemasaran juga perlu diperhatikan. Meski menjadi proses yang panjang, Anda juga harus memastikan bahwa bisnis yang dijalankan itu realistis atau sesuai dengan kemampuan Anda saat ini baik dari segi finansial maupun skill yang dimiliki.
- Persaingan Ketat
Persaingan yang ketat di pasar merupakan hambatan besar bagi bisnis baru. Saat memasuki pasar yang sudah dikuasai oleh pemain besar atau kompetitor yang sudah mapan, bisnis baru harus bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar. Tanpa keunggulan yang jelas atau strategi diferensiasi yang kuat, bisnis baru rentan terhadap tekanan persaingan yang dapat mengarah pada kegagalan. Untuk itu, perlu memastikan apakah layanan atau produk yang ditawarkan mampu menjawab kebutuhan sekaligus menjadi solusi bagi banyak orang. Di tengah persaingan yang ketat, Anda bisa memunculkan inovasi baru yang mungkin akan menarik minat masyarakat.
- Menawarkan Hal yang Itu-Itu Saja
Bisnis yang kurang inovatif memiliki risiko lebih tinggi untuk gagal karena kurangnya kemampuan untuk bersaing di pasar yang terus berubah. Inovasi adalah kunci untuk mengikuti tren, menarik kebutuhan pelanggan baru, dan membedakan diri dari kompetitor. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, diferensiasi adalah kunci untuk membedakan diri dari pesaing. Bisnis yang kurang inovatif cenderung menawarkan produk atau layanan yang itu-itu saja tanpa ada nilai tambah yang membuat mereka sulit untuk menarik perhatian pelanggan. Perlu diingat, untuk membuka bisnis juga jangan mudah tergocek tren viral karena akan bertahan dalam waktu tertentu saja. Ketika suatu hal yang sedang viral mulai menurun, maka usaha yang didirikan juga mengalami penurunan. Pada intinya, harus inovatif tapi jangan kemakan tren viral.
- Nekat, Padahal Kurang Pengalaman dan Pengetahuan
Tidak ada salahnya untuk memperluas wawasan mengenai strategi bisnis atau ilmu lain yang masih berkaitan sebelum benar-benar terjun ke dalamnya. Kurangnya ketajaman bisnis akan berpotensi pada kegagalan terlebih jika bisnis Anda masih tergolong usaha skala kecil. Hal ini karena pada usaha skala kecil biasanya yang mengatur operasionalnya hanya satu atau dua orang sebagai pemilik, terutama pada tahun-tahun awal bisnis dimulai. Mungkin memang Anda memiliki pemahaman lebih dalam hal membuat dan memasarkan produk atau layanan, tetapi jika tidak diimbangi dengan skill lain dapat menjadi masalah kedepannya. Kurangnya pengalaman dan pengetahuan tentang industri atau bisnis tertentu juga dapat meningkatkan risiko kegagalan. Pengusaha baru mungkin tidak memahami secara mendalam dinamika pasar, kebutuhan pelanggan, atau proses operasional yang efisien. Tanpa pemahaman yang cukup, pengambilan keputusan yang salah dapat merugikan.
- Kesalahan Pemasaran
Selain menciptakan produk dan layanan yang berkualitas, Anda juga harus menggunakan strategi pemasaran untuk menjangkau target pasar dengan baik. Strategi pemasaran yang salah justru akan merugikan Anda. Meskipun memiliki produk atau layanan yang berkualitas tapi tidak mampu menjangkau target pasar maka akan kalah dengan kompetitor lainnya. Oleh karena itu, perlu meningkatkan brand awareness untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh calon konsumen tentang merek atau perusahaan Anda.
- Kurangnya Manajemen Risiko dan Pengelolaan Keuangan
Manajemen risiko yang buruk atau tidak ada sama sekali dapat menjadi pemicu kegagalan bisnis. Pengusaha yang tidak memperhitungkan risiko-risiko potensial seperti risiko operasional, risiko keuangan, atau risiko reputasi mungkin tidak siap menghadapi tantangan yang muncul di sepanjang perjalanan bisnis mereka. Kegagalan juga dapat disebabkan oleh pengelolaan keuangan yang buruk. Dalam usaha skala kecil biasanya tidak melakukan pendataan uang masuk atau keluar. Untuk itu, penting memahami dengan baik cara untuk mengelola keuangan seperti pencatatan kas masuk atau keluar, perencanaan anggaran, hingga perhitungan untung rugi.
Klasik dan umum ditemui, masalah keuangan seringkali menjadi kendala utama bagi bisnis baru. Mulai dari modal awal yang tidak mencukupi hingga pengelolaan keuangan yang buruk, masalah keuangan dapat membuat bisnis tidak dapat bertahan dalam jangka panjang. Biaya operasional yang tinggi, penjualan yang rendah, atau pembiayaan yang tidak tepat dapat mengakibatkan kegagalan bisnis.
Persaingan yang ketat kadang membuat banyak pelaku usaha menetapkan strategi yang berbeda, salah satunya adalah dengan menetapkan harga lebih rendah dibanding kompetitor. Di sisi lain, dalam menjalankan bisnis tentu juga akan mengeluarkan biaya untuk keperluan operasional, seperti perawatan utilitas, sewa tempat, gaji karyawan, pembelian bahan baku, dan lain-lain. Namun, pendapatan yang dihasilkan tidak mampu menutup biaya untuk keperluan terseut sehingga bisnis terpaksa harus tutup.
Bagaimana caranya tetap menjalankan bisnis tanpa modal yang cukup? Sementara mendapat modal untuk operasional usaha juga tak semudah itu. Fokus dan perhatian Anda mungkin akan teralihkan jika harus menggunakan layanan pinjaman, sebab lamanya proses birokrasi yang berbelit-belit justru semakin menyempitkan peluang bisnis. Tapi, jangan khawatir dengan hal ini karena sudah banyak pilihan skema peminjaman modal usaha yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda di Loan Market. Anda juga dapat memanfaatkan fasilitas pinjaman yang disediakan oleh bank di Indonesia untuk berbagai kepentingan, mulai dari keperluan sehari-hari, modal usaha, biaya pendidikan, hingga biaya renovasi rumah. Dalam memilih jenis pinjaman untuk modal usaha diperlukan riset mendalam dan konsultasi agar proses pembiayaan terjamin keamanannya.
Kabar baik bagi Anda yang ingin membuka bisnis! Loan Market sebagai financial aggregator pertama di Indonesia menyediakan jasa konsultasi mengenai pinjaman kredit modal usaha. Loan Market menawarkan jaringan eksklusif dengan berbagai partner baik dari perbankan, multifinance, fintech, dan koperasi untuk memudahkan masyarakat dalam menemukan skema pinjaman yang tepat. Loan market sudah tercatat di OJK sejak 2019 berkomitmen untuk terus menyediakan informasi yang akurat, membandingkan penawaran dari 27 lembaga keuangan terpercaya, menyediakan layanan konsultasi untuk membantu membuat keputusan finansial yang tepat.
Written by: Mela Oktafiani
Intern Marcomm Loan Market
Editor: Theresia S. Tamba (SPV Marcomm Loan Market)