Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal-III Tumbuh Sebesar 5,72%
Pada awal bulan November 2022, perekonomian Indonesia mendapatkan kabar baik. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia pada Kuartal III-2022 tumbuh sebesar 5,72% secara tahunan (year on year/yoy). Jika dilihat secara q to q, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 mencatat pertumbuhan sebesar 1,81%. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dari kuartal sebelumnya memberikan rasa optimistis bahwa Indonesia akan kebal terhadap prediksi resesi 2023.
Walau secara global mobilitas masyarakat telah pulih kembali, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan dua negara adidaya, yaitu China dan Amerika Serikat (AS) yang mencatat pertumbuhan sebesar 3,9% dan 1,8% pada kuartal III 2022. Adapun, jika dibandingkan dengan Eropa dan Singapura, Indonesia tetap unggul. Kedua negara tersebut masing-masing tumbuh 2,4% dan 4,4%.
Tentunya pencapaian ini sangat membanggakan, Indonesia sebagai negara berkembang dapat mengalahkan dua negara dengan ekonomi yang sudah sangat maju. Menurut ketua BPS, Margo Yuwono, secara kumulatif dari kuartal I sampai kuartal III-2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5,40%. Margo pun menambahkan, “Sejak kuartal IV-2021 ekonomi kita persisten tumbuh di atas 5 persen. Ini menandakan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan semakin menguat” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (7/11/2022).
Untuk memperjelas, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2021 mencapai angka 5,02% yoy, lalu dilanjutkan dengan kuartal I 2022 dengan angka yang masih sama yaitu 5,02%. Pada kuartal II 2022, angka pertumbuhan melonjak hingga 5,45%, dan pada kuartal III menjadi 5,72% yoy
Peningkatan yang konsisten ini memercik rasa optimistis masyarakat Indonesia. Apalagi dengan pemulihan ekonomi, penyerapan tenaga kerja juga semakin tinggi, yaitu mencapai 4,25 juta orang. Sementara itu juga terjadi penambahan angkatan kerja sebanyak 3,57 juta orang, berdasarkan survei bulan Agustus 2022.
Perekonomian yang sehat ini ditopang oleh beberapa sektor, menurut Margo, “Penopang adalah industri yang tumbuh 17,88%, pertambangan 13,47%, pertanian 12,91%, perdagangan 12,74%, dan konstruksi 9,45%" ungkapnya dalam konferensi pers. Pertumbuhan ini diharapkan dapat menopang ekonomi Indonesia ditengah resesi 2023. Selain sektor-sektor tersebut, pertumbuhan UMKM juga didorong oleh pemerintah.
Riggy Pradipta selaku Loan Advisers dari Loan Market Jatibening pun mendukung upaya pemerintah untuk mendukung pertumbuhan UMKM. Menurutnya, "Dengan perekonomian yang mencapai angka 5,72% di kuartal ketiga 2022, saya rasa perekonomian Indonesia sangat kuat, dan dengan prediksi resesi di tahun 2023, pemerintahan Indonesia juga sudah memiliki mekanisme yang kokoh untuk mengatasinya. Oleh karena itu, saat ini menjadi saat yang tepat untuk berinvestasi atau membuka bisnis, mengingat perekonomian yang sedang sehat.” Untuk berinvestasi atau membuka bisnis ditengah prediksi resesi 2023, maka jasa konsultasi untuk mendapatkan pinjaman yang tepat sangat krusial.
Loan Market yang merupakan sister-company dari Ray White, berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di Indonesia dengan menyediakan beragam layanan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu maupun kolektif. Produk Loan Market meliputi Kredit Rumah, Multiguna, Kredit Modal Usaha, Deposito, Kredit Investasi serta Kredit Take Over. Terdapat Loan Advisers yang merupakan profesional dalam bidang finansial, siap memberikan pelayanan dan solusi terbaik seputar pilihan pinjaman yang tepat dan sesuai dengan kondisi para nasabah.
Hingga kini, Loan Market telah bekerja sama dengan lebih dari 32 institusi keuangan (lenders) baik dari perbankan, multifinance, fintech, dan koperasi memiliki 21 kantor cabang dan lebih dari 200 Loan Advisers yang tersebar di kota-kota besar Indonesia. Loan Market telah resmi tercatat di Otoritas Jasa Keuangan sejak 2019.